Rabu, 07 Mei 2008

PUPUK ORGANIK

Pupuk organik ada 2 jenis, yaitu bentuk padat & cair. Bahannya pun bermacam-macam. Salah satunya yang bahannya paling mudah didapat adalah berkut ini.

Cara membuat pupuk organic :
1. Cincang sampah hijau seperti sisa sayuran, sayuran basi, dan sebagainya.
2. Siapkan tong plastik atau tong bekas wadah cat tembok ukuran 25 kilogram (kg), lengkap dengan tutupnya. Siapkan juga kantong plastik ukuran 60 cm x 90 cm dan beri beberapa lubang sebesar 1 cm. Lubang ini untuk memperlancar sirkulasi air dalam tong.
3. Siapkan 1/4 kg gula merah yang sudah dilarutkan. Siapkan 1/2 liter bahan EM4 untuk mempermudah proses pelarutan.
4. Siapkan 1/2 liter air bekas cucian beras. Siapkan 10 liter air tanah. Untuk hasil maksimal jangan gunakan air hujan atau air PAM.
5. Campur air bekas cucian beras, EM4, dan air gula ke dalam tong plastik. Sementara itu cincangan sampah hijau dimasukkan ke dalam kantong plastik yang sudah dilubangi.
6. Setelah itu, masukkan kantong plastik ini ke dalam tong plastik dan tambahkan air tanah.
Ikat kantong plastik berisi sampah hijau itu dan tutup pula tong plastik itu dengan rapat selama tiga minggu (21 hari).
7. Setelah tiga minggu, sampah dalam tong itu tidak berbau dan kelihatan menyusut. Angkat sampah itu hingga air tiris.
8. Sampah dari dalam plastik menjadi pupuk padat, sedangkan air dalam tong menjadi pupuk cair (lindi)
9. Contoh dosis pemberian pupuk cair : 10 liter lindi dicampur dgn 50 liter air untuk kebun seluas 100 m2.


Ada juga yang bahan dan cara membuatnya berikut ini :
1. Bahan : kotoran sapi/kerbau yg sdh 3 minggu, serbuk gergaji 10% dari kotoran, abu sekam 10%, stardek 0.25, kalsit 2.5%.
2. Caranya dibuat berlapis2 dalam suatu bak penampungan. Bak penampungan 1. Lapisan pertama serbuk gergaji, kemudian abu sekam, kalsit, kotoran, stardek, kalsit, dan terakhir serbuk gergaji kembali.
3. Setelah pengomposan selama 1 minggu di bak penampungan 1, aduk dan pindahkan ke bak 2, seminggu kemudian pindahkan ke bak 3. Pemrosesan memakan waktu sekitar 3 s/d 4 minggu. Hasil penelitian dengan komposisi pupuk organik padat di atas mampu meningkatkan hasil panen padi antara 10 hingga 40%.

Senin, 10 Maret 2008

Tips perawatan Adenium

Agar Adenium selalu terawat silahkan baca info berikut ini.

  1. Lokasi/tempat seharusnya di tempat terbuka, kena sinar matahari langsung, akan lebih sempurna jika dinaungi dengan plastik Ultra Violet (UV) atau acrylic.
  2. Penyiraman :
    • Dapat dilakukan 2 kali sehari jika cuaca panas.
    • Jika mendung atau hujan, bisa 1 hari sekali (untuk lebih akurat kita bisa cek medianya dengan memasukkan jari kita ke dalam media untuk memastikan kelembabannya.
    • Jika adenium dinaungi dengan naungan maka penyiraman disarankan setiap hari 1 kali.
    • Penyiraman dilakukan hanya di media tanam, tidak kena daun.
  3. Media tanam harus porositas, sebab adenium adalah tanaman yang berasal dari daerah yang curah hujannya rendah.
  4. Pemupukan dilakukan secara periodik, dengan memilih salah satu anjuran di bawah ini : untuk ukuran ppot 15 cm)
    • Pupuk organik/kandang (2 bulan sekali) = 4 sendok makan
    • Pupuk kimia : NPK (sebulan sekali atau = 1/2 sendok teh atau Dekastar 3 sampai 4 bulan sekali) = 1 sendok makan.
    • Pupuk daun : untuk mendapatkan penampilan adenium yang maksimal, maka bisa ditambahkan penggunaan pupuk daun (growmore atau bifolan) dengan dosis sesuai label.

Kamis, 29 November 2007

SANSEVIERIA

*Sansevieria Langka Berharga Rp 30 Juta

Sansevieria atau biasa disebut lidah mertua ini bagi penggemar tanaman hias masih diminati. Wajar, karena bentuknya yang sensual dan khas. Belum lagi khasiatnya yang baik untuk kesehatan, yaitu sebagai penyerap antioksidan.

Sansevieria adalah tanaman hias yang cukup populer dan sering digunakan sebagai tanaman hias di dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya matahari. Tanaman ini berkembangbiak melalui umbi lapis . Sebagai tanaman gurun, sansevieria memiliki bentuk yang terbilang minimalis. Tanpa banyak variasi, tanpa batang, dengan daun berstruktur keras. Karena bentuk yang tak biasa inilah, hati kolektor biasanya mulai kesengsem dengan tanaman yang sering digunakan anak kecil untuk mainan ‘pedang-pedangan' ini.

Bentuknya yang unik, serta khasiatnya yang baik untuk menyerap radikal bebas, sansevieria juga dikenal memiliki serat yang kuat. Beberapa negara sudah mengembangkan industri tekstilnya dengan berbahan dasar tanaman ini. Selain sebagai bahan dasar produk tekstil, di Amerika, sansevieria akrab dengan tentara. Serat sansevieria yang kuat sering dimanfaatkan oleh tentara untuk menarik tank yang terjebak di lautan pasir.

“Menurut literatur yang pernah saya baca, tanaman ini sering dirangkai dan menjadi tali. Rangkaian sansevieria ini konon sangat kuat, bahkan bila dibandingkan dengan tali tambang sekalipun,” kata Syaichul Anam, Kolektor yang juga pemilik Gallery Black Gold Sansevieria Collection di Sidoarjo, Jatim.

Sebagai distributor sekaligus kolektor tanaman hias, Syaichul juga memiliki jenis sansevieria andalan. Sansevieria andalan itu dari jenis Bolpho Pyllom asal Amerika. Jenis ini adalah salah satu jenis sansevieria silindris langka yang biasa hidup di gurun pasir.

Ia mendapatkan sansevieria langka ini dari teman sesama kolektor sekitar tahun 2006 lalu. Begitu melihatnya, Syaichul langsung tertarik dengan tanaman ini. Meski tak mau menyebut berapa harga yang dikeluarkan pada saat itu, pria kelahiran Surabaya, 6 Oktober 1963, ini mengaku kagum dengan tanaman ini, karena bentuknya yang sudah bercabang tiga. Tak sia-sia, salah satu koleksi sansevieria langka yang kini berusia 10 tahun ini pun pernah juga dikagumi oleh kolektor yang lain.

“Pada setiap pameran saya selalu membawa tanaman ini. Dan sesekali orang bertanya untuk dapat membelinya. Sampai sekarang, nilai yang pernah diajukan pernah mencapai sekitar Rp 30 juta,” terang Syaichul.

Mengingat langka dan keunikan Bolpho Pyllom miliknya, Syaichul pun berusaha untuk memperbanyak dan membudidayakan koleksinya ini. Berbagai cara pun ia lakukan demi mendapat bibit tanaman ini.

Antisipasi Hama dan Penyakit

Pada dasarnya tidak terlalu banyak hama dan penyakit yang menyerang sansevieria. Namun demikian beberapa hama dan patogen penyebab penyakit sering mengganggu pertumbuhan tanaman ini. Hama pada sansevieria umumnya dari jenis serangga yang merusak tanaman. Sedangkan penyakit yang menyerang adalah jamur dan bakteri.

  • Hama

Siput

Siput yang telanjang atau yang berumah akan menyerang bagian daun, bahkan akar tanaman. Gejalanya mudah dikenali, karena tampak adanya bekas gigitan pada daun dan kotoran yang berserakan di sekitar tanaman. Siput aktif menyerang sansevieria pada malam hari. “Pada umumnya, pemberantasan hama ini bisa dilakukan secara manual, yakni dengan cara mengambil dan membuang siput yang umumnya berada di bagian bawah daun. Akan tetapi, bila serangannya cukup hebat, dapat digunakan melusida Metaphar atau Moluskil dengan dosis sesuai anjuran,” ujar Syaichul.

Thrips

Selain siput, hama jenis thrips juga sering menyebabkan kerusakan yang parah. Hama jenis ini menghisap cairan tanaman, sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Di Indoensia, thrips yang menyerang biasanya dari jenis Herciotrips Feronalis . Hama ini biasanya akan menyerang pada musim kemarau. Thrips dapat diberantas dengan Kelthane, Tracer, atau Supracide dengan dosis sesuai anjuran.

Penyakit

Penyakit yang menyerang sansevieria umumnya merupakan gangguan yang diakibatkan oleh adanya patogen atau jasad renik yang tidak terlihat oleh mata biasa.

  • Busuk lunak (becterial stem rot)

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Erwinia Carotovora yang menyerang daun atau akar tanaman, terutama menginfeksi melalui luka yang menganga. Daun atau akar yang terserang tampak berwarna kecoklat-coklatan dan terasa lunak bila dipegang, berlendir, serta berbau tidak enak, dan lama kelamaan akan berubah seperti bubur.

Penyakit ini muncul apabila kondisi tanaman lembab akibat hujan yang terus menerus dan kurang cahaya. Patogen ini cepat menyebar melalui perantara air, serangga, tangan, alat pertanian, ataupun pakaian pekerja.

Cara mengatasi serangan patogen ini adalah dengan memangkas bagian yang terkena serangan dan mengolesinya dengan Na-hipoklorit ( Clorox ), serta membakar bagian yang terkena serangan. Sementara, untuk mencegah serangan bagian lainnya digunakan bakterisida Agrept sesuai dosis anjuran.

  • Busuk akar

Busuk akar disebabkan oleh jamur Aspergillus niger. Jamur ini muncul apabila kondisi media tumbuh terlalu basah. Apabila jamur ini telah menyerang, satu-satunya cara agar serangan tidak meluas adalah sebagai berikut :

  1. Angkat tanaman dan potong akar yang busuk. Akan terlihat kumpulan spora jamur yang berwarna coklat kehitam-hitaman.
  2. Cuci perakaran sampai bersih dan rendam sebentar dalam larutan fungisida (misalnya : Aliette dengan dosis sesuai anjuran dan labelnya).
  3. Tanaman dalam media baru.
  4. Bakar media yang lama, karena telah tercemar spora jamur.
  • Bercak daun

Gejala serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur Fusarium Moniliforme ini khas sekali, yaitu munculnya warna ungu kemerah-merahan pada daun yang terserang. Selanjutnya, bercak kemerah-merahan akan melebar dan membentuk luka. Pemupukan nitrogen yang terlalu tinggi akan memacu serangan fusarium ini.

Untuk mencegah meluasnya serangan, lakukan langkah-langkah berikut :

- Mula-mula, keluarkan tanaman dari pot dan buang bagian yang sakit.

- Selanjutnya, tanam dalam media baru dan semprot dengan fungisida (misalnya : Benlate, Dithane, atau Antracol dengan dosis sesuai label).

Cara pengendalian Hama & Penyakit Sansevieria

“Terdapat empatjenis pengendalian yang sering saya gunakan sebagai tindakan pencegahan. Tindakan tersebut antara lain pengendalian mekanis, sanitasi, kultur teknis, dan pengendalian kimiawi,” kata Syaichul.

  • Pengendalian mekanis

Pengendalian secara mekanis dilakukan apabila serangan hama masih dalam jumlah terbatas. Misalnya, siput dapat diambil dengan tangan dan dibunuh. Demikian juga dengan kutu yang terdapat pada bagian daun dapat didorong dengan kuku dan dibunuh. Semut-semut yang tidak terlalu banyak pun dapat diambil secara manual dengan tangan.

  • Sanitasi

Menjaga kebersihan lingkungan merupakan salah satu cara untuk menangkal serangan hama dan penyakit. Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman merupakan tempat persembunyian yang disukai hama dan patogen penyebab penyakit. Dengan membersihkan kebun secara rutin, hama tidak mempunyai kesempatan untuk bersembunyi. Selain itu, kebun yang bersih akan sedap dipandang dan merupakan lingkungan kerja yang baik.

  • Kultur teknis

Pemeliharaan tanaman yang baik dapat meningkatkan kesehatan tanaman. Penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta penggantian media tumbuh dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Secara tidak langsung, kultur teknis yang baik dapat memantau keberadaan hama dan penyakit secara dini.

  • Pengendalian Kimiawi

Apabila serangan hama dan penyakit telah berada di ambang batas atau mencapai 10%, pengendalian secara kimiawi merupakan pilihan. Akan tetapi, pemakaian bahan kimia secara berlebihan akan membawa dampak negatif bagi lingkungan. Untuk itulah penggunaanya harus terkontrol. [adi]

Dikutip dari http://www.tabloidgallery.tk/